Langsung ke konten utama

Pendakian Gunung Kelud 1731 mdpl Via Tulungrejo Blitar


Pendakian Gunung Kelud 1731 mdpl via Tulungrejo Blitar

Poto bersama di puncak kelud
Gunug Kelud, Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.

Gunung Kelud, gunung yang kini mempunyai ketinggian 1731 mdpl, 5 tahun lalu erupsi tepatnya pada 10 Februari 2014.
Gunung Kelud dalam sejarahnya merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014.

Pada letusannya yang terakhir Hujan abu melumpuhkan Jawa. Tujuh bandara di Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Cilacap dan Bandung  ditutup. kerugian keuangan dari penutupan bandara yang dinilai mencapai miliaran rupiah, termasuk sekitar 2 miliar rupiah di Bandara Internasional Juanda di Surabaya. Dan juga kerusakan yang signifikan untuk berbagai manufaktur dan industri pertanian.

Kibaran Merah Putih di puncak
Gunung Kelud, Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah, yang dalam kondisi letusan dapat menghasilkan aliran lahar letusan dalam jumlah besar, dan membahayakan penduduk sekitarnya. Letusan freatik tahun 2007 memunculkan  Kubah lava yang semakin membesar dan menyumbat permukaan danau, sehingga danau kawah nyaris sirna, menyisakan genangan kecil seperti kubangan air. Kubah lava ini kemudian hancur pada letusan besar di awal tahun 2014.

Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah Puncak Gajah Mungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing disisi selatan.
Pintu masuk Gunung Kelud via Tulungrejo
 -----
Baiklah… perjalanan Gunung Kelud, biasanya temen-temen poto dari kota Kediri dengan beground Kelud, kali ini saya berbagi cerita tentang Pendakian Gunung Kelud bersama pasukan anti ruwet,, hehe….

Kami ber 7 dari Lamongan, sesuai dengan perhitungan perjalan dari Lamongan ke Blitar tulungrejo membutuhkan waktu sekitar 5 / 6 jam, waktu itu selepas prepare pukul 21.00 wib kami berangkat lewat Lamongan – Mojokerto – Jombang – Malang – blitar .

Pukul 24.00 wib kami tak ingin memaksakan berkandara melawan ngantuk, mau tida mau harus istirhat. Lagian besok kita mendaki tenaga besok harus vit… bunyi ku hehe…
Dan seperti sebelumnya bagi seorang petualang capek di perjalanan tidur di pom bensin merupakan suatu kelumrahan heheh.

Di daerah pom bensin Ngantang kita tidur…..

Pukul 07.00 wib, kami lanjutkan lagi perjalanan menuju Blitar sebelum itu kami mampir ke pasar untuk beli logistic. Owh iya pendakian Gunung Kelud via Tulungrejo tak ada sumber Air lur…. Jadi, persedian air lebih dan manejemen air yang baik harus bener – bener diperhatikan.

Pukul 09.30 wib akhirnya sampai juga di parkiran basecamp pendakian.

Ya, kami sampai di parkiran dan disambut petugas parkir sekaligus yang mengurusi simaksi pendakian. Disitu tempatnya enak pengelolaanya tergolong bagus, mulai dari warung-warung tempat istirahat, kamar mandi dan musholla lengkap semua disana. Dan yang menjadi nilai plus yaitu orang-orangnya sangat ramah, itulah yang saya suka dengan orang yang tinggal di daerah pegunungan.

Puku; 11.00 wib kami ber 7 siap naik….

Owh iya simaksinya Rp.15.000 per @. Itu plus ngojek sampai pintu masuk pendakian ya,,, antara pintu masuk pendakian dan parkir lumayan jauh. Jadi  lumayan ada bonus ojek heheh
.

Puncak Kelud dengan pemandangan kawah kelud
Pintu masuk – Pos 1
Berjalan Normal sekitar 1 jam. Perjalanan dimulai dengan track yang cukup landai dan kanan kiri ditemani hutan pohon pinus yang sangat tinggi. Suasana di perjalanan menuju pos 1 sangat rindang karena memang pohonnya tergolong lebat.
Selanjutnya masuk ke hutan biasa, dan masih bisa terlihat gerombolan pohon bambu
Fisik kami ber 7 masih tergolong kuat, perjlanan menuju pos 1 tanpa hambatan. Hehe

Pos 1 – Pos 2
Suasana masih sama hutan lebat tapi sedikit lembab, seperti hutan lumut. Perjalanan semakin menanjak, terdapat beberapa belokan. Owh iya jalur ini banyak pacet nya loya…. Jadi sangat di rekomendasikan untuk pakek celana panjang agar tidak di gigit pacet (hewan yang biasanya nyedot darah).

Dalam perjalan kami ber 7 sangat menikmati sekali perjalanan, ngobrol dengan pendaki lain, saling bercanda, tidak henti hentinya kami saling tertawa, mungkin dengan seperti itulah cara kami melawan lelah, hehe.

Setelah kurang lebih 50 menit akhirnya sampai pada pohon besar yang bertuliskan pos 2. Disini sempit hanya cukup untuk istihat duduk. Disini kami istirahat untuk sekedar minum menghilangkan dahaga.

Setelah melewati Jalur naga
Jarak dari pos 2 ke pos 3 tidak begitu jauh, kalau berjalan normal hanya butuh waktu sekitar 30 menit. Jalur lumayan sedang tidak begitu menanjak dan masih didalam hutan yang lebat.
Tapi waktu itu tiba-tiba mendung, dan hujan turun. Kami sedikit panik tapi untungnya peralatan kami sangat lengkap. Semunya mengeluarkan jas hujan dan segera memakainya. Hujan lumayan deras tapi tetap aman untuk melanjutkan perjalanan, sampai akhirnya hujan reda.

Setelah berjalan kurang lebih 30  menit ada sedikit tanjakan yang di tandai banyaknya ilalang, disitulah kita keluar dari lebatnya hutan, kita sampai pada tempat yang terbuka. Akhirnya Pos 3.

Pos 3 ini terletak di punggungan bukit dengan medan terbuka, jika siang & Cuaca cerah kita bisa melihat pemandangan Gunung Butak di sisi Timur, Gunung Arjuno- Welirang disisi Utara dan Puncak Gunung Kelud sendiri di sisi barat.
Waktu itu pukul 15.00 wib. Kita camp disitu, tempat yang tidak begitu luas tapi cukup lah sampai beberapa tenda. Tidak ada tempat lain selain disitu untuk camp.

Kami bagi tugas ada yang masak dan pasang tenda.

Kami makan dan minum kopi sambil lihat pemandangan kanan kiri yang kadang tertutup kabut, karena habis hujan cuacanya kurang begitu cerah.

Pukul 17.00 wib. Ada 3 pendaki. 1 cowok 2 cewek, mereka bermaksud untuk numpang tidur di tenda. Mereka adalah gerombolan pendaki yang bermaksud untuk naik tek-tok (naik langsung turun) tapi mereka salah prediksi waktu, seharusnya kalau mau tektok paling tidak harus berangkat pagi. Dan harus me manage beberapa kemungkinan. Untungnya tenda kami mampu menampung mereka. Tak masalah, diatas gunung kami semua adalah saudara, saling sapa, saling menawarkan makanan dan saling melindungi adalah hal positif yang didapatkan diatas gunung, sebab digunung keangkuhan sirna, uang tiada guna yang ada hanyalah kemanusiaan.

"Diatas gunung kami semua adalah saudara, saling sapa, saling menawarkan makanan dan saling melindungi adalah hal positif yang didapatkan diatas gunung, sebab digunung keangkuhan sirna, uang tiada guna yang ada hanyalah kemanusiaan." (Abae)

Jalur setelah melewati punggung naga masuk ke bebatuan
Pos 2 – Pos 3
Esoknya, pukul 06.00 wib, kami semua menunggu kabut hilang. Kalau sampai pukul 07 kabut tidak juga hilang mau tidak mau kami harus turun untuk pulang. Sebab, biar bagaimanapun dalam mendaki keselamatan lah yang paling utama.

Alhamdulilah pukul 7 kabut hilang dan matahari muncul. Kami putuskan untuk lanjutkan perjalanan ke kawah kelud.

Setelah jalur bebatuan
Pos 3 – Kawah Kelud
Perjalanan dari pos 3 menuju kawah estimasinya kurang lebih 2 jam, awalnya perjalanan akan disambut dengan turunan tebing yang sangat curam, kalau sampai terpeleset sangat fatal dan berbahaya. Sampai turunan bawah yang dilanjutkan naik lagi sampai pada jalur punggung naga.

Jalur punggung naga ini naik turun seperti kita benar-benar berjalan di punggung naga. Kanan kiri jurang dan disertai ilang ilang yang cukup panjang

Setelah melawati punggung naga, kita sedikit naik di bebatuan. Jalur selanjutnya yaitu batuan, kita dihadap kandengan batuan tidak jarang kita merangkak menaiki bebatuan. Ada yang bilang jalur ini adalah jalur miniaturnya gununung Raung.

Ya jalur ini tidak bisa diremehkan.

Setalah bebatuan, akhirnya ada jalan yang cukup panjang diatas kawah yang mengantar kita sampai pada plakat Puncak Kelud 1731 mdpl.

Setelah kurang lebih 1 jam disana akhirnya kami semua kembali ke pos 3 dan dan packing untuk terus turun dan pulang.

Jalur ke kawah setelah melewati jalur bebatuan
-----
Estimasi waktu:
  • Pintu Masuk – Pos 1 = ( 1 jam )
  • Pos 1 – Pos 2 = ( 1 jam )
  • Pos 2 – Pos 3 = ( 45 menit )
  • Pos 3 – Kawah = ( 2 Jam )

Simaksi per @ Rp. 15.000

Sekian….
Salam Lestari ….
Ingat, jaga kebersihan ya,,,, bawa turun sampahmu.
Gunung bukan tempat sampah.

-----> Sampai bertemu di perjalanan selanjutnya <-----

Komentar

  1. para Member setia ARENADOMINO,
    untuk kalian para pecinta permainan casino online
    yang mungkin sedang mencari agen terpercaya dengan bonus rollingan yang besar
    kami menyarankan kepada kalian semua para member setia kami
    bahwa kami akan memberikan BONUS ROLLINGAN 0.5% untuk kalian semua
    dan langsung otomatis masuk ke dalam id kalian,
    jadi untuk kalian yang mau mencoba bonus ini dan ingin bermain di salah satu agen yang terpercaya
    kalian bisa bermain bersama kami . ARENA-DOMINO.COM
    * CLAIM NOW AND JOIN US *

    Untuk keterangan lebih lanjut, segera hubungi kami di:
    ARENA-DOMINO.COM
    WA : [+855]964967353

    Ayo tunggu apalagi !!

    BalasHapus

  2. ayo tes keberuntungan kamu di agen365*com :D
    WA : +85587781483

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Gunung Penanggungan Via Tamiajeng (tek-tok) Dan Cocok Bagi Pendaki Pemula

Pendakian Gunung Penanggungan (tek-tok) Dan Cocok Bagi Pendaki Pemula   Poto; Aku, Habi, Rofi di Puncak Bayangan. Gunung Penanggungan (nama kuna: Gunung Pawitra) ( 1653 mdpl ) adalahgunung berapi kerucut dalam kondisi istirahat yang berada di Jawa Timur, Indonesia. Posisinya berada di perbatasan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur) dan berjarak kurang lebih 55 km sebelah selatan kota Surabaya. Gunung Penanggungan merupakan gunung kecil yang berada pada satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang jauh lebih besar. Meskipun kecil, gunung ini memiliki keunikan dari sisi kesejarahan, oleh karena di sekujur permukaannya, mulai dari kaki sampai mendekati puncak, dipenuhi banyak situs kepurbakalaan yang dibangun pada periode Hindu-Buddha dalam sejarah Indonesia. Gunung Penanggungan sering dianggap sebagai miniatur dari Gunung Semeru karena hamparan puncaknya yang sama-sama terdapat pasir dan batuan yan...

Perjalanan Pendakian Gunung Merapi Via New Selo Dari Lamongan

PERJALANAN PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO DARI LAMONGAN/SURABAYA Poto bersama di Pasar Bubrah - Gunung Merapi Merapi tak pernah ingkar janji, demikian lah kata-kata yang familier di telinga teman-teman pendaki. “Merapi tak pernah ingkar janji” istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan gunung yang ada di perbatasan DIY-Jateng tersebut. Kenapa bisa seperti itu? Karena Merapi merupakan gunung dengan karakter dan tipe yang jelas dalam setiap letusannya. Periode letusannya juga bisa ditebak antara 2,5 sampai 4 tahun sekali. Untuk tata letak sendiri Gunung Merapi berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.  Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan ...

Pendakian Gunung Merbabu Via Selo Dari Lamongan

Perjalanan Pendakian Gunung Merbabu Via Selo Dari Lamongan Poto di Sabana 2 ketika pas turun dari puncak Taman Nasional Gunung Merbabu merupakan Taman Nasional yang mencakup kawasan hutan di Gunung Merbabu. Secara administratif, taman nasional ini termasuk ke dalam wilayah 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 135/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004 tentang perubahan fungsi kawasan hutan lindung dan taman wisata alam pada kelompok hutan Merbabu seluas 5.725 hektare. Kawasan ini dinilai penting sebagai sumber mata air bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Selain itu, kawasan hutan Merbabu juga merupakan habitat flora dan fauna yang dilindungi dan dilestarikan. Sistem pengelolaan taman nasional yang diterapkan diharapkan mampu untuk melestarikan dan mengembangkan kawasan konservasi ini sehingga dapa...